Profil Aerostreet: Kronologi Sejarah Merek Sepatu Murah Asal Klaten

Aerostreet adalah merek sepatu lokal asal Klaten, Jawa Tengah yang populer dengan fashion sneakers murahnya semenjak pandemi Covid-19. Lantas, apa yang membuatnya bisa menarik penjualan hingga ribuan sepatu dalam waktu hitungan menit? Simak profil Aerostreet berikut dalam rentetan tahun-tahun penting perkembangannya.

2006-2010: Distribusi Sepatu Merek Lain

Aditya Caesarico, atau yang akrab disapa Rico, telah lama menjadi distributor sepatu merek nasional, seperti AP Boots, bersama keluarganya sejak tahun 2006. Mereka menyuplai sepatu-sepatu secara grosiran ke para retailer.

2011: Awal Memulai Bisnis Sepatu Buatan Sendiri

Selama berkecimpung dan hidup dari mendistribusikan sepatu, Rico kerap berbenturan dengan aturan-aturan dari mitra bisnisnya yang mesti dipatuhinya. 

Sebaliknya, dirinya tidak bisa memberikan masukan-masukan untuk memperbagus sepatu yang dijualnya itu karena kebanyakan ditolak oleh pihak produsen.

Batasan-batasan inilah yang pada akhirnya mendorong Rico untuk menciptakan sendiri sepatu buatannya.

Walau begitu, ketika bisnis rintisannya ini dimulai, Rico menemui masalah besar terkait sepatu produksinya.

Di fase ini, Rico membuat sepatunya dari satu pabrik ke pabrik lainnya di Jawa Timur. 

Meski sudah berpindah-pindah pabrik, Rico tidak menemukan satu pun manufaktur yang sanggup memenuhi standar mutu yang dia mau. 

Alhasil, total sepatunya yang diproduksi dari pabrikan pihak ketiga itu mengalami isu produk cacat hingga 60%.

2012: Belajar ke Negeri Cina

Tak puas dengan mengandalkan rekan pabrikannya, Rico pun memutuskan untuk mengoperasikan produksinya oleh perusahaannya sendiri.

Dia dan sepupunya Yohan—yang kini menjadi kepala RnD (research and development)—pergi ke Guangzhou, Cina dengan rencana membeli mesin manufaktur sepatu.

Alasan kenapa Rico memilih Cina adalah karena manufaktur negara itu dikenal terbesar dan termurah sedunia. Brand besar seperti Nike juga memilih Cina sebagai pabrik utama di awal-awal pendiriannya.

Lewat pameran yang diikuti, Rico menemukan dan membeli mesin produksi sepatu dengan model injeksi. 

Kos pembuatan sepatu dari mesin ini terbilang lebih rendah dari model vulcanized maupun cupsole.

Rico dan Yohan tidak langsung pulang setelah membeli mesin tersebut. Mereka justru menghabiskan dua minggu di sebuah pabrik untuk mempelajari cara mengoperasikan mesin itu. 

Proses belajar mengajar pun dilakukan seadanya dengan aplikasi penerjemah antara Rico dan orang pabrik.

2014-2019: Aerostreet Lahir dan Berkembang

Pada tahun 2014, Rico mendirikan perusahaan sepatu Aerostreet.

Nama Aerostreet dicomot dari nama founder Aerostreet itu sendiri: “Aero” dari “Caesarico”. Lalu, “Street” yang berarti “jalan” diambil karena memiliki keseragaman tema dengan sebuah sepatu.

Dalam rentang waktu 5 tahun setelahnya, Aerostreet berkembang pesat. 

Jumlah pegawai mereka bertambah hingga 2.000 orang, termasuk tim RnD yang berjumlah tiga orang.

Aerostreet mengirim seluruh sepatu dari pabriknya sendiri ke kota-kota besar. Setiap kota memiliki dua sampai tiga distributor resmi.

Dari perhitungan yang disebut pemilik brand Aerostreet tersebut, setidaknya saat itu 6.000 pasang sepatu sanggup diproduksi per harinya.

2020: Banting Setir ke Sepatu Fashion

Maret 2020, pandemi Covid-19 masuk Indonesia dan Aerostreet terkena imbasnya. Apalagi Aerostreet hanya menyasar segmen sepatu sekolah pada titik ini.

Semua aktivitas sekolah yang dipindahkan ke rumah otomatis membuat omzet Aerostreet anjlok sampai titik 5% saja. 

Rico pun memutar otak. Kepada penyuplainya, dia menukar semua bahan baku hitam-putih untuk sepatu sekolahan menjadi bahan baku berwarna-warni. 

Aerostreet kemudian mencoba memproduksi sepatu fashion.

Perpindahan segmentasi ini tidak sepenuhnya dapat berjalan mulus tanpa promosi masif Aerostreet di media online. 

Bukan hanya promosi, mereka pun memindahkan seluruh model bisnis yang tadinya offline menjadi online.

Untuk pertama kalinya, mereka memanfaatkan akun Instagram dan iklan medsos untuk memperluas upaya penjualannya langsung ke konsumenPada akhir Oktober 2019, mereka sudah sempat membuka akun Instagram tapi hanya untuk keperluan promosi reseller.

Tak tanggung-tanggung, Rico menggulirkan hingga 40% omzetnya untuk marketing. Mereka juga membuka toko resmi di seluruh ecommerce nasional.

Pergantian segmentasi dan model bisnis ke online didukung pula oleh tim RnD.  Rico segera memperluas divisinya ini dan mengisinya dengan orang-orang milenial dan Gen Z.

Mereka lantas menghasilkan deretan desain baru yang muncul setiap bulannya. 

Salah satu sepatu keluaran baru mereka adalah Aerostreet 2D yang dijual dengan harga Rp99 ribu. 

Sepatu ini langsung dilibas habis oleh pembeli di awal peluncurannya dalam waktu kurang dari 40 menit.

Kepopuleran Aerostreet dalam waktu satu tahun ini juga sangat dipengaruhi oleh faktor harga yang dikendalikan betul oleh brand tersebut. 

Rico berprinsip bahwa harga produk Aerostreet harus berada di rentang harga Rp100 ribu. 

Karena itu pula, kamu tidak akan melihat katalog mereka melewati harga Rp200 ribu.

2021: Tahun Kolaborasi dan Dibukanya Kategori Apparel

Pada awal tahun 2021, Rico dan timnya mulai mengenalkan konsep tahun kolaborasi mereka. Kolaborasi ini dimulai dengan grup musik Jogja Endank Soekamti dan dilanjutkan oleh artisan hingga merek makanan.

Semua kolaborasi ini menghasilkan produk-produk limited yang mengundang banyak minat pengguna medsos dan makin menaikkan nama Aerostreet.

Walau begitu tidak semua rencana kolaborasi berjalan mulus. Menuju akhir tahun, tepatnya pada Juni 2021, Rico mengumumkan pembukaan kategori apparel seperti kaos, sweter, dan celana chino.

Keputusan Rico untuk memperluas perusahaannya lewat bisnis apparel dipengaruhi oleh penolakan mentah-mentah yang diterimanya saat mengajak sebuah brand apparel untuk berkolaborasi.

Karena tidak sedang dengan sikap yang diterimanya, tak lama Rico pergi ke wilayah Jakarta untuk mencari mesin produksi apparel-nya sendiri. Dari sinilah bisnis pakaian Aerostreet dimulai.

Apparel Aerostreet pun banyak diminati dan sempat menjuarai penjualan kategori kaos di beberapa ecommerce. 

Pada riset kami tentang kaos murah terlaris juga, Aerostreet memperoleh posisi satu di antara merek-merek lainnya.

2022: Peningkatan Bisnis dan Rencana ke Depan

Deretan model sepatu kolaborasi Aerostreet

Dua tahun berlalu semenjak pandemi, Aerostreet sudah benar-benar menguasai model bisnis secara online

Sedangkan, bisnis konvensional lewat jalur distributor sudah sepenuhnya mereka tinggalkan.

Per 2022, Aerostreet menambah seribu pegawai, dari yang sebelum pandemi sudah berjumlah 2.000 orang. Tim RnD mereka bahkan ikut bertambah menjadi sekitar 30 orang.

Jumlah fantastis tersebut mengakomodir katalog Aerostreet yang terus bertambah. 

Dari gabungan artikel dan ragam warna, varian mereka pun sudah menembus 700 model.

Dalam waktu per bulan semenjak awal pandemi, Aerostreet konsisten memproduksi 5-10 artikel di pabrik mereka sendiri di Klaten, yang luasnya lebih dari 1 hektar. Tiap artikelnya bisa punya 3 hingga 4 warna berbeda.

Strategi inovasi besar-besaran ini dipilih oleh Rico guna memenuhi kalender konten bulanannya, yang tiap harinya bisa diisi oleh satu produk berbeda.

Meski dengan keberhasilan bisnis online ini, Rico berencana membuka kembali jalur distributor yang memang sempat lama dilakukannya.

Rencana ini juga muncul berbarengan dengan niatannya untuk membuka offline store Aerostreet di beberapa kota besar di Indonesia. 

Mungkin saja kamu dapat mencoba-coba produk mereka langsung dalam waktu dekat.

Kesimpulan

Aerostreet adalah salah satu contoh brand lokal yang mampu memanfaatkan faktor harga murah dan varian produk limited untuk menggaet banyak pembeli, sekalipun di kala pandemi.

Harga produk yang tidak pernah melewati angka 200 ribu pada akhirnya pun menjadikan Aerostreet merajai pilihan sepatu termurah.

Kamu sendiri bisa terus melihat produk Aerostreet yang terus diperbarui sepanjang tahun dengan segmentasi yang sekarang sudah menyasar semua kalangan.

Dengan desain segar dan mencolok di antara model-model sepatu vulcanize yang identik, mustahil rasanya jika kamu bisa pangling dari merek sepatu ini.

Kamu bisa mengecek semua toko daring resmi mereka di website Aerostreet. Cek juga review Aerostreet Osaka dari kami.

Bagikan artikel
Beberapa produk yang ditampilkan merupakan link afiliasi. Ketika kamu membeli lewat link ini, kami memperoleh komisi.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *